Meruntuhkan Batas Genre Dan Narasi Sastra Postmodern

Meruntuhkan Batas Genre Dan Narasi Sastra Postmodern – Sastra postmodern adalah gerakan sastra yang muncul setelah periode modernisme. Salah satu ciri utama sastra postmodern adalah upaya untuk meruntuhkan batas-batas tradisional antara genre sastra dan narasi. Gerakan ini berusaha untuk menggoyang konsep-konsep yang mapan tentang narasi linear, karakter yang terdefinisi dengan jelas, dan struktur genre yang kaku. Sebagai hasilnya, karya-karya postmodern sering kali eksperimental dan kompleks dalam bentuk, serta mencoba untuk membingkai kembali cara kita melihat dunia dan kenyataan. Beberapa contoh perkembangan dalam sastra postmodern yang menunjukkan upaya meruntuhkan batas genre dan narasi meliputi :

Metafiksi

Karya sastra postmodern sering menggunakan metafiksi, di mana penulis secara sadar memasukkan dirinya sendiri atau elemen-elemen yang merujuk pada proses penulisan dalam cerita. Ini membingungkan batas antara fiksi dan kenyataan serta mengajak pembaca untuk berpikir lebih dalam tentang sifat narasi. slot gacor

Parodi Dan Pastiche

Sastra postmodern sering bermain dengan karya-karya sastra sebelumnya dengan cara yang parodis atau mengacu pada mereka melalui pastiche. Ini dapat menciptakan pengalaman membaca yang rumit karena karya-karya ini mencampurkan gaya dan tema dari berbagai genre atau penulis.

Narasi Nonlinear

Sastra postmodern cenderung menggunakan narasi nonlinier, di mana cerita tidak dijelaskan dalam urutan kronologis yang linear. Ini dapat menciptakan tantangan dalam memahami hubungan sebab-akibat dan memaksa pembaca untuk secara aktif mengisi celah-celah dalam narasi.

Karakter Ambigu

Karakter dalam sastra postmodern sering kali tidak memiliki sifat yang tetap atau terdefinisi dengan jelas. Mereka dapat berubah-ubah atau memiliki banyak sifat yang saling bertentangan, menggoyang pemahaman tradisional tentang karakter dalam sastra.

Intertekstualitas

Penggunaan intertekstualitas adalah ciri penting dalam sastra postmodern. Ini mengacu pada praktik memasukkan referensi, kutipan, atau elemen-elemen dari karya sastra atau budaya populer lainnya ke dalam teks, yang dapat menciptakan lapisan-lapisan makna baru dan mengaburkan batas antara karya-karya yang berbeda.

Penolakan Terhadap Grand Narrative

Sastra postmodern sering meragukan atau menolak narasi besar (grand narrative) yang mencoba memberikan pemahaman universal tentang sejarah, budaya, atau manusia secara keseluruhan. Sebaliknya, sastra ini cenderung mendorong pandangan yang lebih subyektif dan terfragmentasi tentang dunia.

Dengan demikian, perkembangan dalam sastra postmodern sangat menekankan pada eksplorasi bentuk, struktur, dan makna sastra dengan cara-cara yang menggoyang konvensi konvensional dan mengajak pembaca untuk berpikir lebih dalam tentang kompleksitas dunia dan narasi.

Anne Larson

Back to top